Sabtu, 27 November 2010

-YUKI-

Dia, bagiku pertemuan dengannya bukanlah suatu kebetulan. Bagi ku, dia dilahirkan untuk ku. Hanya untuk ku. Aku dan dia dipertemukan lewat takdir. Aku dan Yuki.

Aku menatap laki-laki itu dari jauh. Ia pun begitu terhadap ku. Namun pandangan ku dengannya, berbeda dengan pandangannya padaku. Angkuh, mata itu angkuh terhadap ku. Tapi entah kenapa, saat pertama kali aku melihatnya, ada yang berbeda. Aku ingin memeluknya! Aku berdo’a pada Tuhan, Ya Tuhan, aku ingin dekat dengan nya, aku ingin menyentuhnya!

Aku ulurkan tangan ku, mengajaknya berkenalan. Angkuh, iya, masih angkuh, ia menjauhi ku begitu saja. Tuhan, sebegitu bencinya kah dia padaku? Apa salahku, aku bahkan sudah bersikap lembut padanya! Mungkinkah ia mengetahui keraguan ku terhadapnya? Iya, aku ragu. Aku masih takut mendekati laki-laki, aku takut dilukai.

Kesempatan itu selalu ada. Iya, takdir kan? Takdir yang membuat ku menjadi dekat dengannya. Namun selalu berakhir dengan tatapan angkuh dan ia yang pergi menjauh. Yuki, laki-laki tampan itu, kenapa?!!!! Aku sebal!!

Tulisan ini tidak akan ku karang, jika tidak berakhir dengan bahagia. Aku tidak ingat, sejak kapan Yuki yang mulai mendekati ku terlebih dahulu. Aku bahagia akhirnya bisa dekat dengan laki-laki itu. Namun, mungkin Tuhan ingin menguji kami. Aku harus pergi ke kota yang berbeda yang artinya harus berpisah dengan laki-laki berkulit putih itu. Aku berpisah dengannya dengan sebuah jabatan tangan yang hangat.

Suatu ketika aku kembali ke kotaku untuk sementara. Aku ingin menemui Yuki. Terlalu besar rasa rinduku padanya. Betapa terkejutnya aku, saat ku temui ia, wajahnya penuh luka. Ia menatap ku dengan pandangan yang sedih. Ia berkelahi lagi. Aku tau, laki-laki yang lebih muda dari ku itu adalah laki-laki yang tidak begitu kuat bahkan orang lain akan bilang kalau dia adalah laki-laki yang pengecut! Dari tatapan matanya aku sudah tau, bahwa ia kecewa padaku karena aku tidak ada di saat ia membutuhkan ku, aku menyesal dan hanya bisa mengelus rambutnya. Ingin sekali rasanya aku memeluk dia, tapi aku tak bisa. Aku masih ragu.

Lama waktu berlalu. Aku benar-benar sudah jarang bertemu Yuki. Sesekali aku pulang ke kota ku, saat aku ingin bertemu dengannya dia tidak ada, selalu begitu! Ku pikir ia marah, atau telah menemui wanita lain selain diriku!? Ya Tuhan, aku tidak ingin seperti itu. Apakah ia telah melupakan ku?

Tidak!

Tentu saja tidak. Hari itu, setelah aku benar-benar lama tak menemuinya, ia, Yuki, dari balkon atas memanggil ku dengan suaranya yang sangat aku rindukan. Lelaki tampan itu memanggil ku. Benar-benar memanggil ku. Dia, memanggil ku!!! Dia kembali dan kemudian menghilang. Aku sedikit kecewa. Namun kekecewaan itu terhapuskan, saat ku buka pintu rumah ku, ku temui ia dihadapanku.

Mungkin kita terpisah jauh Yuki, tapi aku selalu merindukan mu. Satu kebaikan hatiku untuk mu, pergi lah kemanapun kau suka, tapi ingat! Aku selalu menunggumu untuk kembali.....






Didedikasikan untuk Yuki ku yang tampan sekali...


Luph you..

Miss you...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar