title : Sengoku Basara Fanfiction - Because Your Eyes
current music : nope
title : Because Your Eyes
author : Meg Kecil
starring : Masamune Date, Sanada Yukimura, Chosukabe Motochika, Sarutobi Sasuke, Katakura Kojourou
chapter : oneshot
genre : action, friendship, pairing, love each other
disclaimer : the real owner, father of all Sengoku Basara's chara.. Capcom...
special thanks : zerochan.net (yang telah memperlihatkan sisi lain dari dunia Sengoku Basara sehingga memunculkan ide untuk pembuatan fanfic ini)
SMU Sengoku...
Sanada menemukan Date yang tertidur di lantai atap sekolah. Entah perasaan apa yang membuatnya ingin mendekati cowok dengan eyepatch di mata kanan nya itu. Betapa terkejutnya Sanada saat melihat orang yang mengenakan tshirt biru dibalik gakuran nya itu tengah menangis dalam tidurnya! Spontan Sanada menyentuh pipi Date dan menyeka air matanya. Tiba-tiba tangan Date menyergap tangan Sanada.
“Gawat!” batin Sanada. Dalam paniknya, Sanada mendengar Date mengegrutu, menyebutkan nama seseorang.
“Katakura…”
Pelan, Date menoleh. Saat membuka matanya, Date menyadari bahwa tangan yang ia genggam sekarang bukan tangan dari orang yang baru saja ia temui dalam mimpinya, bukan orang yang baru saja ia sebut namanya dalam igauan nya. Tetapi seorang anak muda sebayanya, cowok berambut merah dengan tshirt merah di balik gakuran yang sengaja tidak ia kancing. Merasa asing, Date melepas genggaman tangannya terhadap tangan Sanada.
“Maaf, aku tidak bermaksud membangunkan mu” kata Sanada sambil memegangi pergelangan tangannya. Meski tidur, genggaman tangan Date begitu erat dan kuat dan menyisakan sakit. Perlahan Date bangun dan duduk. Ia memegangi kepalanya yang terasa pusing. “Kau tidak apa-apa?” tanya Sanada saat melihat Date yang terlihat begitu lemah.
“Ah” kata Date yang mengisyaratkan bahwa dirinya tidak apa-apa. Ia kemudian beranjak, meninggalkan Sanada sendirian di atap.
***
“Tshirt biru dan menggunakan eyepatch di mata kanan nya?? Tidak salah lagi, Masamune Date, One-Eyed-Dragon, sebagai murid baru kau memang harus mengetahui tentang dia. Dia adalah berandalan nomer satu dari sekolah kita. Dia adalah orang kuat dan ditakuti berandalan-berandalan dari sekolah lain. Ku sarankan kau jangan berurusan dengan orang itu” kata Sasuke. Saat Sanada bertanya kepada teman pertama di sekolah barunya itu, Sasuke hanya bisa memperingatkannya.
“Date… Orang berbahaya ya?..” gerutu Sanada.
“Yah… bisa dibilang begitu” kata Sasuke sambil melempar kaleng minuman tepat ke bak sampah yang cukup jauh dari tempatnya berada.
Sanada menggelengkan kepalanya pelan. Orang berbahaya? Batin nya. “Ah! Sasuke!” kata Sanada teringat sesuatu. Sasuke kemudian berbalik dan berjalan mendekati Sanada. “Katakura.. Apa kau mengenal orang yang bernama Katakura?” tanya Sanada teringat akan nama yang disebut-sebut oleh Date dalam tidur nya siang itu. Sasuke mengerutkan dahinya, menatap heran ke arah Sanada.
“Darimana kau tau nama itu?” tanya Sasuke curiga.
“Ah, itu…” Sanada memegangi kepalanya. Rambut merahnya mengisi setiap sela-sela jemarinya.
“Dia… adalah orang penting bagi Date” kata Sasuke dengan kedua tangan yang masuk ke dalam kantong celana dan menendang kerikil yang berada tepat di hadapan telapak kaki nya. Sanada tersentak. “Pada saat perkelahian dengan SMU Basara, Katakura meninggal akibat pendarahan kepala yang sangat hebat. Date sangat terpukul akan hal itu. Ku rasa karena itu lah ia tak lagi berkelahi dan berbuat onar” jelas Sasuke.
“Ah” kata Sanada mengerti. Kini ia tau arti dari air mata Date dalam tidurnya saat itu. “Orang penting ya..” pikirnya. Sanada lalu beranjak dari ayunan yang sedari tadi ia duduki.
“Mau kemana kau?” tanya Sasuke.
“Pulang” kata Sanada menoleh sedikit ke belakang melalui pundaknya.
“Berhati-hatilah!!” kata Sasuke. Sanada hanya mengangkat tangannya, mengisyaratkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.
***
Bruk!!
Tanpa sengaja Sanada menabrak seseorang yang berjalan berlawanan arah dengannya. Karena merasa bersalah Sanada buru-buru meminta maaf.
“Date…” kata Sanada spontan saat melihat orang yang baru saja ia tabrak. Orang itu sama-sama mengenakan eyepatch seperti Date, bedanya orang itu mengenakan di sebelah kiri sedangkan Date menutupi mata sebelah kanannya.
“Apa?” kata orang yang berbadan tinggi besar itu dengan nada tersinggung sambil mendekati Sanada. Ia kemudian menatap Sanada dari ujung kepala sampai ujung kaki. Merasa terganggu dengan pandangan orang itu, Sanada hanya bisa mengerutkan dahi. “Jadi kau anak SMU Sengoku, huh?!” kata orang itu dengan nada bicara yang kasar.
“Ah! Memang kenapa?!” tanya Sanada membalas dengan tatapan tajam.
“Ku dengar kau tadi menyebut nama Date. Apa kau tidak tau? Aku tidak suka jika ada orang yang menyebut-nyebut namanya. Ah.. Aku jadi kesal… Rasanya… aku jadi sangat marah dan ingin… menghabisimu!!!”
***
Date menunduk mengambil minuman kaleng nya yang baru keluar dari mesin penjual minuman. Tiba-tiba ia mendengar pembicaraan beberapa orang yang lewat.
“Ku dengar Motochika kembali berulah?”
“Iya, lagi-lagi dengan anak SMU Sengoku. Kasihan anak itu. Padahal ku dengar ia baru saja pindah ke kota ini, sial sekali sudah langsung bertemu dengan Motochika, haha”
“Si rambut merah itu ya?! Aku melihatnya di kereta tadi pagi. Dia memang terlihat mencolok!”
Mendengar hal itu, yang terbayang oleh Date adalah seseorang berambut merah yang wajah nya tidak begitu ia ingat karena cahaya yang silau. Seseorang yang tidak ia kenal yang telah menyeka air matanya tadi siang.
***
“Uaaagggh!!!!!”
Tinjuan yang diberikan Motochika, ketua berandalan dari SMU Basara yang tanpa sengaja telah ditabrak oleh Sanada tadi, membuat Sanada sedikit muntah darah. Sanada tak mampu melawan karena ia berada dalam keadaan terikat.
“Apa… yang kau inginkan.. dariku?!” tanya Sanada terbata-bata. Darah segar mengalir dari ujung-ujung bibirnya. Dia terlihat begitu payah.
“Tidak ada, aku hanya tidak suka melihatmu!!”
Buggh!!!! Satu pukulan lagi dilancarkan Motochika ke arah wajah Sanada.
“Kau tau!?! Kau telah membuatku kesal!!!!”
Motochika kembali meninju arah perut Sanada. Sanada menjadi benar-benar kepayahan dan tidak mampu berbuat apapun. Ia hanya bisa tertunduk dan rambut merahnya menutupi wajahnya. Motochika mendekati Sanada lalu mengangkat dagunya. Sanada terlihat hampir pingsan.
“Sudah lama aku tidak bertemu Date” kata Motochika kemudian, dengan nada suara yang lebih lembut.
“Jika kau menyiksa ku hanya untuk bertemu Date, kau tidak akan bertemu dengannya. Dia tidak akan datang…” kata Sanada lirih. “Maka dari itu lepaskan aku…” pinta Sanada.
“MOTOCHIKAAA!!!!”
Suara itu bergema di gudang tua itu. Motochika hanya bisa tersenyum ke arah Sanada.
“Lihatkan?” Motochika lalu melepaskan tangannya dari dagu Sanada dengan kasar. Ia lalu berbalik dan berjalan ke arah orang yang telah meneriakkan namanya tadi. Masamune Date.
“Sudah lama tidak berjumpa, Date…” kata Motochika sambil merentangkan tangannya, mengharapkan sebuah pelukan dari Date.
“Berisikkk!!!” teriak Date. Date kemudian berlari, bukan untuk memeluk Motochika tapi memberikan sebuah tamparan yang kuat ke arah wajahnya hingga Motochika jatuh tersungkur.
“Kenapa…” gerutu Sanada lirih hampir tidak terdengar.
Gerombolan Motochika panik saat melihat boss mereka tersungkur, mereka hampir menyerang Date seandainya Motochika tidak berdiri dan mengehentikan mereka dengan isyarat tangannya. Gerombolan Motochika mengambil langkah mundur.
“Ini….” Motochika berdiri. “…adalah pertempuran ku dengan Date!!!” Motochika berbalik dan kembali menyerang Date. Date tidak dapat menghindar sehingga pukulannya tepat mengenai wajahnya hingga ia jatuh tersungkur. Motochika lalu berdiri di atas tubuh Date. Ia lalu menarik kerah baju Date. Dan hampir meninjunya, tapi…
“Anak itu…” kata Date. Motochika mengehentikan serangannya. “Tidak seperti Katakura!!!!” Date lalu menyerang Motochika balik sehingga ia bisa lepas dari cengkramannya. Dan perkelahian itu semakin sengit.
***
Beberapa waktu yang lalu…
“One-Eyed-Dragon… Mau kah kau bergabung bersama ku?” Motochika mengulurkan tangannya, pada Date.
“SMU Basara dan SMU Sengoku? Selamanya tidak akan pernah bersatu” kata Date.
“Kau kehilangan mata kanan mu dan aku memiliknya! Aku kehilangan mata kiri ku dan kau memilikinya!! Bukankah akan sempurna jika kita bersama?!” kata Motochika.
“Maaf, tapi aku sudah memiliki ‘mata kanan’ ku” kata Date sambil melangkah meninggalkan Motochika.
“Date!!” Motochika menarik tangan Date.
“Lepaskan… Motochika” kata Date dengan pandangan sinis. Motochika tertegun. Ia tak bisa melakukan apapun dengan tatapan Date yang seperti itu terhadapnya, kecuali melepaskannya. Date kemudian meninggalkan Motochika dan dari tikungan, Katakura muncul dan berjalan mengikuti Date di belakangnya.
“Katakura….” geram Motochika
***
Brukkk!!
Motochika jatuh tersungkur di hadapan tempat terikatnya Sanada. Sanada yang setengah sadar menatap raum Motochika yang tepat berhadapan dengan telapak kakinya. Date lalu membalikkan badan Motochika yang tidak berdaya dengan kaki nya. Ia lalu menarik kerah Motochika. Dengan sergap, Motochika memegang tangan Date. Dan tangan kirinya kemudian memegangi ke pipi Date. Date terkejut! Tiba-tiba ia teringat denga Katakura yang dulu melakukan hal yang sama saat ia ditemukan oleh Date dengan bersimbah darah. Perasaan Date menjadi kacau!!
“Ayo.. bunuhlah aku” kata Motochika. “Date…”
Date memjamkan matanya kuat-kuat. Ia terbayang bagaimana gudang ini, gudang yang sama, saat itu, menjadi begitu hening saat Motochika berhasil melumpuhkan Katakura. Saat dirinya tak mampu lagi melawan Motochika. Saat Motochika pun terdiam dan tidak pernah ia membayangkan bahwa ia mampu melakukan hal sejahat itu. Saat Katakura tersungkur. Saat dia memeluk Katakura. Saat Katakura menginginkan Date untuk tidak melakukan apapun kepada Motochika meski ia merasa dendam. Saat Katakura berkata bahwa sebenarnya Date adalah orang yang paling berharga bagi Motochika. Saat Katakura berkata bahwa Date adalah orang yang paling berharga bagi dirinya. Saat Katakura meminta maaf karena Date harus kehilangan lagi sebelah ‘mata kanan’ nya. Saat Katakura menutup matanya. Semua itu.. kembali teringat di pikiran Date.
“Katakura…”
Saat membuka lagi matanya, Date hanya bisa melepas cengkraman tangannya dari kerah Motochika. Lalu berdiri dan menatapnya dengan tatapan sinis. Melihat hal itu, gerombolan dari Motochika mendekati Motochika dan berusaha membopong boss mereka itu dan membawa nya menjauhi Date sementara Date melepaskan ikatan Sanada. Sanada yang lemah, terjatuh di pelukan Date. Ia kemudian membopong Sanada keluar dari gudang itu. Sebelumnya Date sempat memperingatkan Motochika untuk tidak mengganggunya lagi karena ia tidak bisa berjanji akan membiarkannya hidup jika suatu saat hal yang seperti ini terjadi lagi. Motochika hanya tersenyum, namun senyumannya seolah patuh apa yang dikatakan oleh Date.
“Kenapa… kau… menyelamatkan ku?” tanya Sanada lirih, tepat di samping telinga Date, saat ia tersadar dari pingsannya.
“Karena kau telah menghapus air mataku” kata Date dingin.
Sanada berusaha tersenyum dengan bibirnya yang terluka itu. "Date..."
"Ah?" tanya Date.
"Terima kasih" kata Sanada.
FIN
gyahahahaha
tamatnya gaje!!
( T^T)o
maaf... tapi mengumpulkan ide untuk menulis cerita ini benar-benar sangat menguras tenaga,
tidak mandi dan tidak makan hanya untuk membuat fanfic ini hahaha
terima kasih untuk membaca
jika ada komentar, sekiranya ada kekurangan dari fanfic ini, uneg-uneg, silahkan komen...
komentar anda sangat berharga demi kemajuan sang author..
terima kasih sekali lagi
m(_ _)m
hyahaha. . . cui datang. . .
BalasHapuswaw fic ini beda dr sblmx . , . lebih panjang pastinya. . . keren ada maen pukul2. . . gyahaha bkin lagi yg romens, jelahi genre