title : sebut saja dia Alfred
music : Todokanu Tegami by DIAURA
Selamat malam.
Hai, namaku… eh, ya, panggil saja aku Alfred, setidaknya gadis itu
memanggilku begitu. Entah sejak kapan sebuah komputer jinjing seperti ku harus diberi
nama, aku pikir gadis ini sedikit aneh. Oh tidak! Dia datang! Jam seperti ini
biasanya aku akan berakhir di dalam ransel hitam nya yang besar dan ia akan
membawaku ke suatu tempat, kalau tidak salah ia menyebutnya ‘kampus’.
***
Akhirnya aku keluar dari ransel! Dan hey! Aku ada di sini lagi? Apa dia
bilang? ‘kos’ ? Ah, aku bingung, dia membawaku ke ‘kampus’ tapi tidak
mengeluarkan ku sama sekali dari dalam, apa yang terjadi? Hah… aku jadi merasa
tak berguna, kadang aku kasihan dengan gadis ini, dia selalu membawa ku
kemana-mana, padahal aku begini berat. Hmm.. dia menggunakan ku sekarang,
seperti biasa, ke dunia maya, baiklah, kita berangkat!
***
Eh!! hey!! Apa ini? Hujan? Kenapa keyboard ku basah?? Oh tidak,
lagi-lagi ini terjadi. Gadis itu menangis? Entah apa yang terjadi, ku rasa ada
sesuatu hal. Dia tidak mengeluarkan ku dari ransel dan lihat lah dia sekarang?
Kalau sudah seperti ini aku tidak bisa melakukan apa-apa, terkadang aku merasa
sakit hati saat ia berkata yang sedikit menyinggungku, “Alfred kenapa kau
tidak memiliki bahu, setidaknya aku ingin bersandar sebentar” Cih! Kenapa aku tidak punya bahu??!!!!!
***
“Ngguuuuuuuuuuungggg!~~~”
aku terkejut, ku angkat leptop ku tapi masih saja berdengung keras, seperti ada yang naik motor di dalam nya.
aku terkejut, ku angkat leptop ku tapi masih saja berdengung keras, seperti ada yang naik motor di dalam nya.
“Aneh sekali” batin ku sambil
mengusap pipi ku yang basah. “Haha, bodoh, kenapa tadi aku menangis?” aku
kembali mengusap-usap mataku dengan lengan Tshirt ku lalu menarik nafas
dalam-dalam “Alfred! Jangan berdengung!” bodohku berucap seperti itu sambil
menunjuk ke arah leptop ku. Tapi hey, manjur, sudah tidak berbunyi lagi? “Anak
pintar!” ku usap layar leptop ku. “Yoshaa!! saatnya onlen!!”
***
Kalau aku bisa tertawa, aku tertawa sekarang. Dasar aneh! Kalau begini,
apa aku harus selalu berdengung supaya kau berhenti menangis??
anggap aja tamat :D
Nb : cerita ini fiksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar