Sabtu, 24 April 2010

"Seberapapun Tingginya Ilalang, Aku Pasti Akan Menemukanmu"

Seberapapun Tingginya Ilalang, Aku Pasti Akan Menemukanmu

story by : MEG KECIL

Malang bagi Arm, sejak kepergian ibunya, anak laki-laki itu kerap dipukuli dan disiksa oleh ayahnya yang hanya seorang ayah tiri bagi Arm. Suatu hari saat makan malam, hanya karena masalah sepele, sebuah tinjuan dari sang ayah membuat mata kanan Arm cedera parah. Teriakan kesakitan Arm membuat ayah nya panik dan malah melarikan diri, apalagi setelah melihat Arm yang terus menutupi sebelah matanya yang mulai mengalirkan darah dari sela jemarinya. Arm berusaha keluar dari rumahnya dan terus meminta pertolongan hingga seorang pemuda menyadari permintaan tolong darinya. Untung nya orang itu adalah Joe, seorang perawat di rumah sakit desa tempat tinggal Arm yang tidak lain adalah tetangganya sendiri, sehingga Arm segera dirujuk ke rumah sakit.


Keesokan harinya, Arm harus menerima kenyataan ia telah kehilangan sebelah penglihatannya. Perasaan Arm yang labil membuatnya sering melarikan diri dari klinik dan meratapi nasib nya di padang ilalang di bukit belakang rumah sakit.
Suatu hari, saat perasaan hati Arm sedang tidak nyaman dan membuatnya ingin menangis lagi, ia melarikan diri ke padang ilalang. Arm tau, jika ia sembunyi di sini tidak akan ada orang rumah sakit yang tau karena tingginya ilalang yang tumbuh di bukit itu. Namun betapa terkejutnya Arm, hari itu keberadaannya diketahui orang lain! Seorang anak perempuan yang terlihat seumuran dengan Arm, melihatnya yang sedang menangis! Awalnya Arm kesal karena persembunyiannya diketahui oleh orang lain (walau pada kenyataannya Arm malu dilihat anak perempuan sedang menangis), namun setelah mengetahui anak perempuan itu bisu, Arm mulai luluh. Anak perempuan itu mencoba memperkenalkan dirinya dengan menuliskan namanya di sebuah kertas buku gambar yang ia bawa. Dari situ diketahui bahwa anak perempuan itu bernama Leg. Dan ternyata Leg juga pasien dari rumah sakit tempat Arm dirawat. Mengejutkan bagi Arm saat Leg menyerahkan sebuah gambar anak laki-laki dengan sebelah mata yang tertutup berdiri di antara ilalang yang tak lain adalah gambaran diri Arm. Arm baru sadar kalau ternyata selama ini Leg memperhatikannya. Leg lalu meminta Arm menyimpan gambar itu sebagai tanda persahabatan. Saat sedang asyik ‘mengobrol’, seseorang memanggil-manggil nama Leg. Leg yang merasa dirinya dipanggil lalu melepaskan kalung nya yang berbandul lonceng dan menggoyang-goyangkannya hingga mengeluarkan suara lonceng yang lembut. Ternyata yang memanggil adalah Joe dan Joe terkejut karena ia bisa menemukan Arm di saat yang sama,sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.


Hari-hari Arm kini ia habiskan di padang ilalang bersama Leg dan Joe jika sedang tidak bertugas. Saat tak bersama Joe, Leg mengutarakan bahwa kalung lonceng yang ia kenakan adalah pemberian Joe. Ia mengaku, dulu ia juga sering melarikan diri ke padang ilalang sehingga membuat khawatir orang rumah sakit, sama seperti Arm yang langsung tertunduk malu. Leg menyukai Joe, tapi ia tidak berani menyatakan perasaan nya karena selain beda umur yang jauh juga karena Joe akan segera menikah. Mendengar hal itu, Arm hanya tertawa. Leg yang kesal mengarahkan kepalan tangannya ke arah mata Arm yang di perban dan seketika itu juga Arm berteriak sangat keras dan menjauh dari Leg yang kemudian terlihat shock. Leg hanya bermaksud untuk bercanda, lagipula ia hanya mengarahkan kepalan tangannya pelan. Melihat tubuh Arm yang bergetar ketakutan, wajah panik Arm yang terlihat menakutkan dan cucuran keringat yang mengalir deras di keningnya, Leg yang merasa bersalah mulai menangis sambil terus menggoyang-goyangkan kalungnya. Leg ingin teriak meminta pertolongan, tapi tak bisa. Ia terus menggoyang-goyangkan kalungnya hingga Joe datang lalu menolong Arm yang sudah tak sadarkan diri.


Untuk beberapa hari, Arm tidak bisa bertemu dengan Leg. Ia ingin bertemu, tapi entah kenapa ia merasa tidak bisa bertemu dengan sahabatnya itu. Sampai Joe datang menemui nya dan menyerahkan kalung lonceng milik Leg serta sepucuk surat untuk Arm. Joe tiba-tiba bercerita sedikit tentang Leg dan mengatakan bahwa Leg mengalami kebisuan akibat trauma yang dialaminya, kemudian dengan berat hati, Joe berkata kalau Leg baru saja berangkat ke luar negri untuk pengobatan dirinya dan Leg memintanya agar menyerahkan kalung ini pada Arm sebagai kenang-kenangan.Arm merasa betapa bodohnya Leg yang memberikannya benda yang paling berharga miliknya. Arm lalu membaca surat dari Leg yang berisi permintaan maaf Leg atas kejadian beberapa hari itu. Leg juga menuliskan keinginannya untuk bertemu dengan Arm sekali lagi. Leg mengatakan alasannya memberikan Arm kalung berharga miliknya dari Joe karena ia yakin bahwa ia tak lagi memerlukan kalung itu, suatu hari nanti ia akan kembali dan akan memanggil semua orang termasuk Arm dengan suaranya sendiri. Di paragraph terakhir dari surat itu, Leg berkata bahwa ia ingin Arm selalu mengingatnya saat melihat kalung itu karena ia akan selalu mengingat Arm dari gambar yang telah ia buat saat pertama kali bertemu dengan Arm. Mengetahui hal itu, Arm langsung bergegas membongkar laci yang ternyata gambar yang ia simpan di sana memang sudah tidak ada lagi. Arm kemudian berjanji pada dirinya sendiri untuk menantikan kembalinya Leg ke desa ini.


10 tahun berlalu sejak saat itu. 10 tahun sudah ayah Arm tidak diketahui rimbanya. 10 tahun sudah Arm kehilangan sebelah penglihatannya, 10 tahun sudah Arm berpisah dengan Leg, sahabatnya. Arm kini tumbuh jadi seorang pemuda tampan dengan rambut kecokelatan dan poni miring yang sengaja ia buat untuk menutupi sebelah matanya yang cacat. Saat ini, Arm telah bekerja menjadi perawat di rumah sakit di mana ia pernah dirawat dulu. Arm, masih sering menyendiri di padang ilalang di bukit di belakang rumah sakit sehingga sering kali ia di marahi oleh perawat senior yang tak lain adalah Joe yang kini telah menjadi kepala perawat di rumah sakit. Seringkali Joe berkata mungkin Leg tidak akan kembali lagi dan Arm harus focus pada kehidupannya sekarang. Namun, Arm masih menunggu kembalinya Leg.


Suatu hari di padang ilalang, Arm menatap ke langit dengan sebelah matanya, lalu mengangkat tinggi-tinggi kalung nya dan menggoyangkannya hingga mengeluarkan suara lonceng yang lembut, Arm mempertanyakan keberadaan Leg pada ilalang yang menari.
“Arm….”
Suara itu jauh lebih lembut dari pada suara lonceng yang Arm bunyikan. Arm tersenyum dan membalikkan badannya. Seorang gadis cantik berambut pirang melambaikan tangannya sambil tersenyum.
“Seberapa pun tinggi nya ilalang, aku pasti akan menemukan mu”



FIN




Masih Amatir ^_________^



gue yang bikin..
gue yang bingung inti ceritanya apaan...
kheu...

gimana?

Your comment please...

2 komentar:

  1. joe itu laki2 apa perempuan?
    dan kenapa namanya harus arm sama leg?
    kenap agak foot sama tooth aj?
    =p

    BalasHapus
  2. Eeee?? ambigu ya Joe itu laki apa perempuan???
    baca lagi deh...

    ".....seorang pemuda menyadari permintaan tolong darinya. Untung nya orang itu adalah Joe, seorang perawat di rumah sakit desa tempat tinggal Arm yang tidak lain adalah tetangganya sendiri, sehingga Arm segera dirujuk ke rumah sakit...."

    ^^v

    kenapa Arm dan Leg??

    Karena tangan dan kaki, meski jauh tapi tak terpisahkan..
    wkwkwkww

    terima kasih sudah membaca dan komen nya...
    *bow*

    BalasHapus