Jumat, 26 Februari 2010

Back to The Basic

konnichiwa,, minna san...

finally i got stuck here again..

WARNET!!

yeah, like the title said,, back to basic..

I have Speedy Access at my home before, it's make me easy to get internet access
but something trouble occured with my PC!!
burnt smell come from the PC!!!!
It's shocking me!!!
( O_o)
what happen with my PC!!!??!!
thankfully it doesn't anything happen ^^'
but still, it's make me worry!!
who knows suddenly the PC exploded??!!
HORROR!!!


So...
once again...
Back to the basic...
WARNET is the only one way to me to get the cyber world!!


for a while..
bye bye my PC...

Jumat, 05 Februari 2010

[fanfic] Tadaima

title : Tadaima (sudut pandang berbeda dari fanfic sebelumnya 'Okaeri')

starring : meg kecil and her imagination olther brothers
(Tora Alice Nine >< Saga Alice Nine >< Umi Vistlip >< Rui Vistlip)
featuring other members of alice nine

chapter : oneshot

genre : drama

author : meg kecil






di suatu tempat yang tidak dapat dibeberkan dengan sembarangan…

“Otsukaresama deshita!” Saga menundukkan badannya, begitu pula dengan member alice nine yang lain sesaat setelah mereka menyelesaikan making PV hari ini. Saga melirik ke arah Tora yang sedang memegangi leher nya. Ia kemudian mendekati kakak nya yang terlihat begitu kelelahan itu.

“Daijoubu desu ka?” tanya Saga khawatir.

“Oh! daijoubu desu” kata Tora yang terkejut tiba-tiba Saga sudah ada di sampingnya. Tora melemparkan senyum dan tak lagi memegangi leher nya. Mendengar Tora berkata seperti itu, Saga hanya bisa mendengus. Tora selalu berkata seperti itu, membuat kita tak dapat menebak apa yang ia rasakan sekarang. Tora kemudian menepuk pundak adik nya itu, membuat Saga terpaksa tersenyum menyembunyikan ke khawatirannya.




Di dalam mobil saat perjalanan pulang. Saga yang kelelahan sudah terlelap, sementara Tora masih dalam keadaan terjaga. Ia menatap layar handphone nya. Jam sudah menunjukkan pukul 1:55 dini hari dan ternyata terdapat 14 pesan masuk dan 27 missed calls.

“Meg…” Gerutu Tora. Rupa-rupanya sedari tadi adik bungsu nya itu menelpon dan mengirimkan pesan ke handphone nya, tapi karena dia sedang bekerja, ia tak menyadarinya. Tora menekan pangkal hidungnya. Seketika kekhawatirannya terhadap Meg muncul lagi. Memang ia dan Saga sudah lama tidak pulang ke rumah dan meninggalkan adik perempuan satu-satu nya itu di rumah sendirian. Di tambah lagi Umi dan Rui, kedua adik laki-laki nya, juga jarang di rumah karena juga sibuk dengan pekerjaan mereka. Sesaat Tora merasa ia tak berguna sebagai seorang kakak sulung. Meg pasti kesepian sekarang, batinnya.



“Saga…” Tora mengguncang pundak Saga yang terlelap. Saga kemudian membuka matanya.“Sudah sampai” Kata Tora sambil mengambil barang-barang nya dan juga barang-barang Saga yang kemudian ia serahkan pada pemiliknya. Saga mengambil barang-barang nya dari tangan Tora.

“Otsukaresama” Kata Tora pada supir sekeluarnya ia dari mobil. Saga menyusul kakak nya dari belakang. Mereka kemudian memasuki gerbang sebuah rumah yang tampak besar dari luar.

“Oh! Kalian!” Kata Saga terkejut saat melihat Rui dan Umi ada di depan pintu rumah.

“Uo?! Kebetulan” Kata Umi. Secara kebetulan malam itu Rui dan Umi juga sudah selesai dengan pekerjaan mereka dan baru saja kembali ke rumah. Keempat bersaudara itu kemudian masuk ke dalam rumah.

“Ah~ Tsukareta…” Kata Rui sambil merenggangkan tubuhnya dengan mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi.

“Ssssttt!” Kata Umi tiba-tiba. Umi kemudian menunjuk ke sebuah sofa di dekatnya, yang berwarna kecoklatan karena lampu yang remang-remang di ruang keluarga. Tora, Saga dan Rui lalu berjalan mendekati Umi dan menemukan Meg yang tertidur di atas sofa. Tora kemudian duduk di samping Meg yang tertidur. Wajah Meg basah karena air mata. Entah apa yang dimimpikan Meg hingga ia menangis dalam tidur nya.

“Angkat saja ke kamarnya” bisik Saga.

“Jangan, ambilkan saja dia selimut! Jangan sampai ia terbangun” bisik Tora. Mendengar hal itu, Rui bergegas naik ke lantai atas dan membawakan selimut dari dalam kamarnya. Rui kemudian menyerahkan selimut itu pada Tora, Tora kemudian menyelimuti Meg dengan selimut itu secara perlahan, ia lalu menyeka dengan lembut air mata yang membasahi pipi Meg, pelan, agar Meg tidak terbangun.

“Sudah berapa lama kita tidak kembali ke rumah?” bisik Umi dengan nada menyesal. Tora, Saga dan Rui menatap Umi. Mereka hanya bisa diam, menyesali bahwa diri mereka tak pernah lagi menghabiskan waktu bersama adik bungsu mereka.




Keesokan harinya…

“Ohayou” Kata Umi yang baru saja bangun, turun dari lantai atas, dari kamarnya. ia kemudian menuju sofa yang ternyata berwarna merah itu, tempat di mana saudara-saudaranya berkumpul dan tempat di mana Meg, adik perempuannya, tidur semalaman. Umi menatap wajah sembab karena menangis semalam yang masih membekas di pipi Meg. Rui yang duduk di samping Meg menatap ketiga saudara laki-laki nya bergantian, ada aba-aba dari Tora untuk membangunkannya. tapi sebelum Rui membangunkannya, Meg malah terbangun terlebih dahulu.

“Ah? Aku baru saja ingin membangunkan mu” kata Rui

Meg terlihat mengucek-ucek matanya. Meg menatap ke sekelilingnya, ke Tora, Umi dan Saga yang berdiri mengelilinginya. Dan kemudian ia mulai menangis.

“Tadaima….” Kata Tora, Umi, Saga dan Rui serempak.

Setidaknya untuk hari ini, mereka ada di rumah, untuk Meg.










FIN

Rabu, 03 Februari 2010

[fanfic] Okaeri

title : okaeri

starring : meg kecil and her imagination older brothers
(Tora Alice Nine >< Saga Alice Nine >< Umi Vistlip >< Rui vistlip)

chapter : oneshot

genre : drama

author : meg kecil






Ku buka mata ku perlahan. Jam setengah dua dini hari. Sudah ku duga. Entah kenapa akhir-akhir ini selalu terbangun di jam yang sama. Ku tarik nafas ku dalam-dalam. Malam ini pun sepi, seperti hari-hari yang lalu. Aku beranjak dari tempat tidur ku dan berjalan keluar kamar.


Ku tatap ruang keluarga. Gelap, hanya ada penerangan dari sebuah bola lampu di sudut ruangan, berwarna jingga yang watt nya tidak terlalu besar sehingga ruangan menjadi remang-remang. Sofa merah itu pun jadi terlihat berwarna kecoklatan. Sebuah meja panjang berdiri tepat di hadapannya, dan sebaris dengan keduanya ada televisi flat yang cukup besar.


Kemudian aku duduk di sofa merah itu tepat di bagian tengahnya, tempat di mana biasanya aku duduk, diantara keempat kakak laki-laki ku yang juga diapit oleh Papih dan Mamih. Teringat masa-masa bahagia dulu, saat Papih dan Mamih masih ada di sini. Papih dan Mamih telah pergi untuk selama-lamanya karena sebuah kecelakaan beberapa tahun yang lalu. Teringat juga saat-saat bersama keempat kakak ku, saat mereka masih memiliki waktu luang bersama ku, saat mereka masih memiliki waktu luang untuk menghiburku saat aku terkenang Papih dan Mamih. Candaan kak Tora dan kak Saga, tawa khas kak Umi yang malu-malu, serta suara ceria kak Rui. Tapi kini mereka sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, sudah lama mereka tak pulang ke rumah dan meninggalkan ku sendirian di rumah ini. Ku angkat kedua kaki ku ke atas sofa, ku peluk keduanya erat dan ku tenggelamkan wajah ku diantaranya. Aku menangis.
“Kak… Aku kesepian…”


Ku buka mata ku perlahan. Silau. Sudah pagi? Rupanya aku tertidur di sofa. Ku temui sebuah selimut tebal menyelimuti tubuh ku. Selimut?!!

“Ah? Aku baru saja ingin membangunkan mu?”

Aku bangun dan mengucek mataku, ku lihat Kak Rui yang duduk di samping kaki ku sambil tersenyum. Dan aku baru menyadari kalau di sekeliling ku ada Kak Tora, Kak Umi dan Kak Saga juga. Aku mulai menangis.

“Tadaima….” kata mereka berempat serempak.

“O…okaeri….” kata ku dengan terisak.

Setidaknya untuk hari ini, mereka ada ada di rumah.












FIN

Selasa, 02 Februari 2010

home alone



ohayou ( =_=)v

akhir-akhir ini aku kembali menulis (atau lebih tepatnya mengetik ^^)
melanjutkan cerita yang dulu pernah ku bikin saat SMA, yah... tentang seorang cewek yang jatuh cinta dengan salah satu member sebuah band yang sering ia lihat di festival musik. Sederhana.
Sebenarnya cerita ini 'gue banget', atau lebih tepatnya ini memang cerita ku... tapi tentu saja ditambah dengan bumbu fiksi yang pada kenyataannya tidak pernah terjadi pada diriku. Secara garis besar tokoh2 yang berada di dalamnya adalah nyata dalam kehidupan sehari-hari, begitu juga dengan setting tempat nya.
Tapi ada permasalahan besar yang menghambat ku untuk menyelesaikan cerita ini...
Klimaks dan tentu saja endingnya...
Rasanya aku ingin akhirnya si cewek itu jadian dengan cowok yang disukainya itu, tapi di satu sisi pikiran ku agar mereka tidak jadian itu sangatlah kuat, Ah~~~ aku bimbang.... ( TAT)


akhir-akhir ini aku juga senang minum sereal.....


( ><)d yummy